Minggu, 29 November 2009

kedudukan hadits mengenai fadhilah surat yassin

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum,
Mohon penjelasan kedho’ifan tentang hadits di bawah ini sanadnya kuat/tidak serta perawinya, afwan cuman artinya saja:

  1. “Siapa yg membaca surat yasiin dengan tulus ikhlas krn Allah, maka diampunkan baginya dosa-dosa yang lalu, maka bacakanlah pada orang-orang yang akan mati/orang yang telah mati.” (HR. Baihaqi)
  2. “Dari Anas rodhiallahu’anhu. ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda “Sesungguhnya setiap sesuatu itu mempunyai hati, adapun hati Al Qur’an adalah Yasiin. siapa membaca yasiin maka, Allah menulis baginya dengan membacanya itu seperti membaca AlQur’an sepuluh kali.” (HR. Tirmidzi)

Mohon penjelasan sanadnya sampai Rasul atau tidak. jazakumullah khoir. Wassalamu’alaikum.

Jawaban Ustadz:

Pertama,
“Bacakan Yasin untuk orang-orang yang akan meninggal dunia.”

Takhrij atau telusur Hadits tersebut adalah:

Hadits ini diriwayatkan oleh:

  1. Ahmad 5/26, 27
  2. Nasai dalam ‘Amal Al-Yaumi wal Lailah no. 1074
  3. Ibnu Majah no. 1448
  4. Ath-Thayalisi no. 931
  5. Ibnu Abi Syaibah 3/237
  6. Ibnu Hibban no. 3002
  7. Abu ‘Ubaid dalam Fadhail Al-Qur’an no. 185
  8. Thabrani dalam Al-Kabir 20/510
  9. Hakim 1/565
  10. Baihaqi 3/383 dan Baihaqi dalam Syarh As-Sunnah no. 1463 dari Ma’qil bin Yasar.

Yang bermasalah dalam Hadits ini adalah rawi yang bernama Abu ‘Utsman. Abu Bakar Ibnul Arabi (bukan Ibnu Arabi tokoh sufi -ed) menukil bahwa Daruquthni mengatakan, “Ini adalah hadits yang lemah dari sisi sanadnya, lagi majhul matannya. Dan tidak ada satupun Hadits yang shahih berkenaan tentang keutamaan surat Yasin.”

Hadits ini dinilai lemah oleh An-Nawawi dalam Al-Adzkar hal. 132 dan Tahdzibul Asma’ wal Lughat 2/2/106. Ibnu Hajar dalam Amali Al-Adzkar sebagai mana dalam Al-Futuhat Ar-Robbaniyyah 4/118 serta Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal. 11.

Kedua,
Takhrij Hadits ini adalah:

Hadits ini diriwayatkan oleh:

  1. Tirmidzi no. 2887
  2. Darimi no. 3416
  3. Al-Qadha’iy dalam Musnad Syihah no. 1035
  4. Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Tarikh-nya, 4/167

Dalam Hadits tersebut ada 2 perawi yang bermasalah:

  1. Harun Abu Muhammad, majhul (tidak diketahui identitasnya) menurut Tirmidzi dan Muttaham (tertuduh berdusta) dalam Hadits ini menurut Imam Adz-Dzahabi.
  2. Muqatil yaitu Muqatil bin Sulaiman. Tentang beliau, Abu Hatim Ar-Razi mengatakan “Muqatil ini adalah Muqatil bin Sulaiman. Saya melihat Hadits ini di awal kitab yang dipalsukan oleh Muqatil bin Sulaiman dan ia adalah Hadits batil, tidak ada asalnya.” (Al-Ilal, 2/55).

Kesimpulan:

Hadits ini dinilai palsu oleh imam Al-albani dalam Silsilal Ahadits Dhaifah no. 169.

Referensi:

(1) Maj. An-Nashihah vol. 06 Th. 1 2004 M hal. 50-59
(2) Asy Syarh Al-Mumti’, cet. Muassasah Asam jilid 5 hal. 318-319
(3) Ahkamul Janaiz, Al-Maktabah Al-Islamiy hal. 11

***

Penanya: Azib
Dijawab Oleh: Ust. Abu Ukkasyah Aris Munandar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar